Jumat, 10 Juni 2016

REALITA CINTA DAN TUBERCOLOSIS ( Pacar Pertama,Kedua dan Ketiga Part.3 )

  Waktu berlalu begitu cepat kalo hidup kita di penuhi oleh cinta dan kebahagiaan.Tiga bulan gue pacaran sama Kesha,tapi kadar cinta gue sama kesha gak berkurang sedikitpun.Malahan semakin hari gue semakin sayang sama dia.

  Tapi Hidup ini memang laksana roda yang sedang berputar,kadang di atas kadang di bawah.Begitupun kisah cinta gue,kebahagiaan yang gue rasain selama tiga bulan adalah kesedihan yang tertunda.

  Hingga Di suatu hari Kesha nitipin surat ke temen gue,karna pas nerima surat gue lagi di studio band.Akhirnya gue mutusin buat baca surat dari Kesha di rumah.

  Selesai latihan,gue bergegas pulang biar bisa secepatnya baca surat dari Kesha.Akan tetapi,rasa penasaran yang sangat hebat mendorong gue untuk sesegera mungkin membaca surat yang Kesha kasih.Dan gue pun memutuskan membaca itu surat di perjalanan menuju rumah.Dan Betapa terkejutnya gue tatkala baca surat yang isinya menyatakan kalo dia minta putus.Saat itu rasanya gue kayak tersambar petir di bawah terik sinar matahari di siang bolong,jadi gosongnya full gak setengah-setengah.

  Sesampainya dirumah,gue baca lagi surat tersebut.Hingga tanpa sadar,gue mulai meneteskan air mata.”Apa salah gue?” teriak gue dalam hati,diiringi air mata yang terus menetes.

  Rasanya gue masih gak percaya dengan apa yang gue alami.Resah,gelisah dan amarah berkecambuk di hati gue.Gue terus berpikir keras guna mencari penyebab Kesha mutusin gue secara sepihak.

  Saat itu gue gak berdaya,mungkin pasrah adalah pilihan yang paling tepat.Karna gue tergolong cowok yang lemah,akhirnya gue menyerah dan harus rela kehilangan arah.

  Puluhan hari gue galau setelah putus sama Kesha.Dan yang lebih miris adalah dimana gue harus  menerima kenyataan kalo kini Kesha bukan milik gue lagi,dan gue harus menerima status yang kini ada diantara gue sama Kesha,dari yang tadinya “PACAR jadi MANTAN”.Bukan cuma itu,akhirnya tittle jomblo yang sebelumya lepas dari dada gue,kini telah kembali pada pemiliknya,yaitu gue.

  Rasanya Move on adalah kata yang sangat mustahil buat di lakuin,karna setiap hari gue masih harus ketemu sama Kesha.Diputusin sama pacar tatkala kita masing sayang itu rasanya sesuatu banget.Tapi apa boleh buat,ini kenyataan yang harus gue terima.Sakit memang,tapi ya sudahlah.Lagian gak mungkin juga gue ngadain Demo buat memprotes keputusan yang udah Kesha buat,udah kaya Mahasiswa aja.

  Eh iya,ada kata2 yang masih gue inget banget di isi surat yang Kesha kasih.Kalo gak salah gini tulisannya “Kesha itu gak sebaik yang Deni kira,Kesha gak pantes buat Cowok sebaik Deni”.Sungguh alesan yang sangat tidak logis untuk mengakhiri sebuah hubungan.


  Kini berakhirlah kisah cinta gue sama Kesha.Walau sulit,dengan sekuat tenaga gue harus berusaha buat bangkit.Gue harus tetap melanjutkan hidup walau tanpa cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar